Jumat, 20 Mei 2011

MAKNA LOMBOK DAN SASAK

Oleh : L. Pangkat Ali

Sementara orang terutama dari luar lombok berpendapat bahwa, nama Pulau Lombok berasal dari nama tanaman Lombok atau Cabe Rawit yang rasanya pedas. Barangkali pendapat ini disesuaikan dengan tulisan namanya yang sekarang " Lombok " dan sesuai pula dengan pulaunya yang kecil mungil. Juga nama suku sasak, ada yang berpendapat, bahwa pada jaman dahulu, orang yang pertama kali datang sebagai penghuni Pulau Lombok, datang dengan menumpang sebuah rakit yang berarti ' Sasak ". Oleh sebab itulah maka, nama penduduknya dinamakan orang Sasak.

Versi lain, menamakan suku Sasak ini berasal dari Sang Saka. Tulisan lain, dari seorang pujangga terkenal dalam jaman Majapahit yaitu, Prapanca menulis nama Lombok ini, Lombo' Mirah Sasak Adi " ( Almarhum H. Lalu Lukman ).

Diuraikan juga pendapat bahwa, nama Sasak dan Lombok mempunyai kaitan yang erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Ia terjalin menjadi satu, yang berasal dari kata " Sa'sa Lombo (dari bahasa Sasak). Sa' berarti satu, dan Lombo' berarti lurus.

Dalam beberapa literatur dan buku – buku lama, terdapat kata Lombo' ditulis dengan tanda (') ain, tidak memakai 'K' pada hurup akhirnya. Sementara dalam jaman Portugis, kata Lombo ditulis dengan memakai huruf ''q'' pada huruf akhirnya, menjadi "Lomboq" dan terakhirnya sesudah jaman Belanda, ditulis dengan huruf "K" pada huruf terakhirnya menjadi "Lombok".

Cara menyebut atau membacanya, yang sebenarnya tidak berbunyi "O" dalam logat Jawa, tapi "o", yaitu Sa'sa Lombo"  yang kemudian menjadi Sasak.Lombok',yang berarti satu-satunya lurus.Oleh karena itu,nama Lombo' ini berdiri sendiri dan selalu bergandengan .Lalu apa sebabnya kemudian kata "Sasak" dijadikan nama suku yang mendiami Pulau ini,dan kata "Lombok" dijadikan nama pulau?.Memang,antara penduduk dan pulau yang didiaminya tidaklah berpisah.Sebab,kedua kata ini memiliki kaitan .Kedua kata ini bagi penduduk Lombok mempunyai arti yang luas ,bahkan menjadi falsafah bagi penduduknya "Sa'sa" Lombo'"yang berarti secara letterlijk"satu-satunya kelurusan",karena nama ini menjadi sumber hidup dan kehidupan suku sasak yang mendiami pulau ini.

SUKU SASAK DULU PERNAH PUNYA PERADABAN

Merekonstruksi sejarah Kerajaan Selaparang menjadi sebuah bangunan kesejarahan yang utuh dan menyeluruh agaknya memerlukan pengkajian yang mendalam. Permasalahan utamanya terletak pada ketersediaan sumber-sumber sejarah yang layak dan memadai. Sumber-sumber yang ada sekarang, seperti Babad dan lain-lain memerlukan pemilihan dan pemilahan dengan kriteria yang valid dan reliable. Apa yang tertuang dalam tulisan sederhana ini mungkin masih mengundang perdebatan.

Karena itu sejauh terdapat perbedaan-perbedaan dalam pengungkapannya akan dlmuat sebagai gambaran yang masih harus ditelusurl sebagal bahan pengkajlan leblh ianjut.

Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga deskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan.

Zaman Majapahit

Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui exspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343, sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352.
Ekspedisi ini, lanjut Djelenga, meninggalkan jejak kerajaan Gelgel di Bali. Sedangkan di Lombok, dalam perkembangannya meninggalkan jejak berupa empat kerajaan utama saling bersaudara, yaitu Kerajaan Bayan di barat, Kerajaan Selaparang di Timur, Kerajaan Langko di tengah, dan Kerajaan Pejanggik di selatan. Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat kerajaan-kerajaan kecil, seperti Parwa dan Sokong serta beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini selanjutnya menjadi wilayah yang merdeka, setelah kerajaan Majapahit runtuh.
Di antara kerajaan dan desa itu yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok. Disebutkan kota Lombok terletak di teluk Lombok yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini menjadikannya banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Palembang, Banten, Gresik, dan Sulawesi.

Masuknya Islam

Belakangan, ketika Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Rangkesari, Pangeran Prapen, putera Sunan Ratu Giri datang mengislamkan kerajaan Lombok. Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan upaya dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya yang memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara.