Sabtu, 10 Maret 2012

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN, AGRESIFITAS DAN KONTROL DIRI PADA PETARUNG PERESEAN


Oleh: Mastur Sonsaka
 
PENGANTAR
Masyarakat Sasak di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki  warisan budaya yang disebut Peresean. Seni peresean ini merupakan warisan budaya Sasak yang menunjukkan ketangkasan dan kedigdadayaan seorang pepadu (petarung). Drs. H. Lalu Ratmadji, ketua Majelis Krama Adat Sasak, mengatakan bahwa:
“aktualisasi kejantanan lelaki Sasak disalurkan melalui permainan rakyat yang   mengandalkan ketangkasan dan kekuatan fisik. Permainan-permainan tersebut memiliki tingkatan sesuai dengan kualitas ketangkasan yang dibutuhkan. Tingkat pertama disebut berampes (gulat) yaitu sejenis permainan gulat, tingkat kedua belanjakan, yang mengandalkan permainan kaki, berikutnya mesepok (menyatu), permainan tangan kosong dengan sasaran kepala. Tingkatan keempat disebut peresean, sejenis permainan perang tanding menggunakan senjata rotan dan perisai. Untuk tingkat ini, di samping kekuatan dan daya tahan tubuh serta stamina, juga sering dijadikan ajang adu ilmu kekebalan. Pada tingkat tertentu, permainan ini menjadi lebih serius dan lebih berat dengan mempergunakan senjata tajam yang dinamakan begelepukan (berkelahi) dan mempergunakan tombak, yang disebut dengan pelengkungan. Pola penyaluran aktualisasi kejantanan ini dimaksudkan untuk menghindari penyaluran-penyaluran yang bersifat negatif, seperti mencuri (maling), membuat keributan, dan mencari gara-gara.”

Selasa, 20 September 2011

DALANG SASAK


Oleh: Papuq Bangaq


BAB I
PENDAHULUAN
Dalang adalah seniman  yang memiliki berbagai  kemampuan  dalam bidang pewayangan baik wayang kulit maupun wayang lainnya  yang  sejenis dengan itu .Pada dasar nya  dalang adalah orang yang mampu bermain peran dibidang pengisi suara sekaligus mampu mentransper karakter tokoh  yang bermacam-macam khusus nya tokoh wayang.. Dalang sasak atau dalang suket dan dalang wayang golek dan lain lain  umpamanya dituntut untuk mampu berperan sebagai Jayang rana, Maktal  Raden darundia, Taptanus Saptanus Umarmaya ,Umarmadi Alam daur, dan dewi Munigarim Dalang Jawa dan bali yang mengambil ceritera maha bharata, tentunya dia harus mampu brperan dan bekarakter sebagai Arjuna wiwaha Bhima  bisma dan Nakula Sadewa sekligus mampu menjadi doryo dana  yudistira dan lain lain. Yang jelas semua yang diperankan  sekaligus dia harus mampu  mengkaraterinya.      
Disamping  mampu berperan juga seorang dalang harus terampil memainkan wayang  secara seni dan indah  agar terlihat tidak disengaja dalam, gerakan  setiap wayng yang sedang deperankan. Dia juga harus mampu menyesuaikan kata dengan tindakan dan gerakannya.

Jumat, 20 Mei 2011

MAKNA LOMBOK DAN SASAK

Oleh : L. Pangkat Ali

Sementara orang terutama dari luar lombok berpendapat bahwa, nama Pulau Lombok berasal dari nama tanaman Lombok atau Cabe Rawit yang rasanya pedas. Barangkali pendapat ini disesuaikan dengan tulisan namanya yang sekarang " Lombok " dan sesuai pula dengan pulaunya yang kecil mungil. Juga nama suku sasak, ada yang berpendapat, bahwa pada jaman dahulu, orang yang pertama kali datang sebagai penghuni Pulau Lombok, datang dengan menumpang sebuah rakit yang berarti ' Sasak ". Oleh sebab itulah maka, nama penduduknya dinamakan orang Sasak.

Versi lain, menamakan suku Sasak ini berasal dari Sang Saka. Tulisan lain, dari seorang pujangga terkenal dalam jaman Majapahit yaitu, Prapanca menulis nama Lombok ini, Lombo' Mirah Sasak Adi " ( Almarhum H. Lalu Lukman ).

Diuraikan juga pendapat bahwa, nama Sasak dan Lombok mempunyai kaitan yang erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Ia terjalin menjadi satu, yang berasal dari kata " Sa'sa Lombo (dari bahasa Sasak). Sa' berarti satu, dan Lombo' berarti lurus.

Dalam beberapa literatur dan buku – buku lama, terdapat kata Lombo' ditulis dengan tanda (') ain, tidak memakai 'K' pada hurup akhirnya. Sementara dalam jaman Portugis, kata Lombo ditulis dengan memakai huruf ''q'' pada huruf akhirnya, menjadi "Lomboq" dan terakhirnya sesudah jaman Belanda, ditulis dengan huruf "K" pada huruf terakhirnya menjadi "Lombok".

Cara menyebut atau membacanya, yang sebenarnya tidak berbunyi "O" dalam logat Jawa, tapi "o", yaitu Sa'sa Lombo"  yang kemudian menjadi Sasak.Lombok',yang berarti satu-satunya lurus.Oleh karena itu,nama Lombo' ini berdiri sendiri dan selalu bergandengan .Lalu apa sebabnya kemudian kata "Sasak" dijadikan nama suku yang mendiami Pulau ini,dan kata "Lombok" dijadikan nama pulau?.Memang,antara penduduk dan pulau yang didiaminya tidaklah berpisah.Sebab,kedua kata ini memiliki kaitan .Kedua kata ini bagi penduduk Lombok mempunyai arti yang luas ,bahkan menjadi falsafah bagi penduduknya "Sa'sa" Lombo'"yang berarti secara letterlijk"satu-satunya kelurusan",karena nama ini menjadi sumber hidup dan kehidupan suku sasak yang mendiami pulau ini.

SUKU SASAK DULU PERNAH PUNYA PERADABAN

Merekonstruksi sejarah Kerajaan Selaparang menjadi sebuah bangunan kesejarahan yang utuh dan menyeluruh agaknya memerlukan pengkajian yang mendalam. Permasalahan utamanya terletak pada ketersediaan sumber-sumber sejarah yang layak dan memadai. Sumber-sumber yang ada sekarang, seperti Babad dan lain-lain memerlukan pemilihan dan pemilahan dengan kriteria yang valid dan reliable. Apa yang tertuang dalam tulisan sederhana ini mungkin masih mengundang perdebatan.

Karena itu sejauh terdapat perbedaan-perbedaan dalam pengungkapannya akan dlmuat sebagai gambaran yang masih harus ditelusurl sebagal bahan pengkajlan leblh ianjut.

Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga deskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan.

Zaman Majapahit

Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui exspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343, sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352.
Ekspedisi ini, lanjut Djelenga, meninggalkan jejak kerajaan Gelgel di Bali. Sedangkan di Lombok, dalam perkembangannya meninggalkan jejak berupa empat kerajaan utama saling bersaudara, yaitu Kerajaan Bayan di barat, Kerajaan Selaparang di Timur, Kerajaan Langko di tengah, dan Kerajaan Pejanggik di selatan. Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat kerajaan-kerajaan kecil, seperti Parwa dan Sokong serta beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini selanjutnya menjadi wilayah yang merdeka, setelah kerajaan Majapahit runtuh.
Di antara kerajaan dan desa itu yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok. Disebutkan kota Lombok terletak di teluk Lombok yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini menjadikannya banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Palembang, Banten, Gresik, dan Sulawesi.

Masuknya Islam

Belakangan, ketika Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Rangkesari, Pangeran Prapen, putera Sunan Ratu Giri datang mengislamkan kerajaan Lombok. Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan upaya dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya yang memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara.

Minggu, 08 Mei 2011

PLURALISME AGAMA DAN KEYAKINAN


Kekerasan dan Militansi Kelompok
(Refleksi Atas Kasus Jema’at Ahmadiyah)
Oleh: Mastur Sonsaka
            Kekerasan atas nama agama tak henti-hentinya terjadi dinegeri Bhinneka Tunggal Ika ini. Negeri yang dikenal sebagai negeri yang santun, ramah dan toleran ini tercoreng oleh sekian banyak kekerasan yang dilakukan oleh anak negeri kepada anak negeri lainnya. Secara sosio-antropologis, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk (plural). Hal inilah rupanya yang menginspirasi para pendiri bangsa untuk menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai basis filosofis sebagai upaya merekatkan pluralitas bangsa Indonesia. Namun kenyataan akhir-akhir ini seakan mementahkan upaya para pendiri bangsa tersebut. Dalam masyarakat yang plural, tentu saja potensi konflik dan gesekan social selalau menjadi ancaman, karena sudah menjadi sifat dasar manusia untuk selalu mempertahankan eksistensi dan keberlangsungan spesiesnya. Freud bahkan menyebut manusia memiliki energy dasar dalam mempertahankan diri dengan istilah eros dan tanatos. Energy eros merupakan kekuatan untuk mempertahankan hidup dan energy tanatos merupakan kekuatan dan kecenderungan destruktif pada manusia. Sedangkan Karl Marx menyebut sejarah hubungan manusia dengan manusia lain merupakan hubungan saling menundukkan dan saling mengalahkan. Dalam konteks ini, perilaku kekerasan terhadap orang lain hanya akan memupuk militansi kelompok atau individu yang menjadi obyek kekerasan tersebut. Sebenarnya Habermas adalah salah satu sosiolog terkemuka abad ini yang berupaya mengikis potensi gesekan destruktif akibat pluralitas suatu masyarakat dengan konsep kunci komunikasi. Namun akhir-akhir ini konsep komunikasi yang digagas oleh Habermas tersebut telah terbantahkan, bahkan dinegeri asalnya Jerman. Negara Jerman menolak keras konsep multikulturalisme bangsa karena konsep ini mengancam eksistensi RAS, begitu juga baru-baru ini Perdana Menteri Inggris menolak konsep multikulturalisme bangsa dengan alasan yang sama. Hal ini mengandung makna bahwa kemajemukan merupakan ancaman bagi keberlangsungan suatu bangsa jika tidak disikapi dengan sikap mental yang tepat.

Sabtu, 07 Mei 2011

PEMEKARAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Antara Kepentingan Penguasa dan Penderitaan Rakyat


Oleh: Mastur Sonsaka

          Rencana pemekaran kabupaten Lombok Timur sesungguhnya telah lama diwacanakan yakni sejak kepemimpinan H. Sahdan, namun karena beberapa factor rencana itu kemudian kandas. Pada tahun 2006 Bupati Lombok Timur H. Ali Bin Dahlan, SH kembali menggelindingkan wacana pemekaran Kabupaten Lombok Timur, namun lagi-lagi entah kenapa hajat besar pemimpin Lombok Timur itu gagal lagi. Di era kepemimpinan Drs. H. Sukiman Azmy, MM dan wakilnya H. Syamsul Luthfi, SE dewasa ini, wacana pemekaran kabupaten Lombok Timur ini untuk kesekian kalinya dikomandangkan lagi. Kali ini pemerintah kabupaten Lombok Timur di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati hasil Pilkada 2008 ini terkesan lebih serius dalam upaya merealisasikan gawe yang diyakini ampuh dalam mewujudkan visi dan misi pasangan ini pada saat kampanye beberapa waktu lalu yakni Adil dalam Kesejahteraan dan Sejahtera dalam Keadilan.